Rabu, 07 Juni 2017

Makalah Psikologi Konselig



EFEKTIVITAS PROSES KONSELING BERDASARKAN KESIAPAN KONSELOR DAN KLIEN DIAKHIR KONSELING

       I.            PENDAHULUAN

Agar proses konsling lancar, secara otomatis membutuhkan konseli. Karena proses konseling guna membantu konseli menyeesaikan masalahnya. Suksesnya proses konseling memerlukan kemampuan yang dapat mengekspresikan diri dan menemukan insight yang dapat membantunya untuk lebih memahami dirinya dari percakapannya dengan konselor.
            Banyak permasalahan konseli yang harus dibantu konselor, maka diprlukan seorang konseor yang cerdas dan mampu menyelesaikan masalah konseli. Keberadaan konselor sangat diharapkan oleh konseli. Konsei yang memiliki masalah akan menunjukkan sikap yang berbeda-beda. Seorang konselor harus siap siaga dalam segala hal dalam menyikapi sikap konseli
            Konselor akan dinilai oleh konsleli, dari segi sikap sampai kepada cara penyampaian alternative penyeesaian masalah. 

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimanakah efektifitas dalam proses konseling?
B.     Bagaimanakah tahap-tahap dalam konseling akhir?









 III.            PEMBAHASAN
A.    Efektivitas dalam Proses Konseling
Menurut Brammer (1979) proses konseling adalah peristiwa yang tengah berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tersebut (konselor dan klien) Berdasarkan pengertian proses konseling dari Brammer, sebenarnya proses itu sendiri memiliki banyak definisi diantaranya :
Sedangkan konseling adalah pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara secara face to face oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (klien) yang sedang mengalami suatu masalah atau hambatan dalam perkembangannya dengan tujuan agar individu tersebut dapat mencapai kehidupan yang lebih baik. Proses konseling dilakukan, konselor telah memperoleh data mengenai klien yang diambil melalui wawancara pendahuluan (dikenal dengan istilah  intake interview.
Dari pengertian kata proses dan konseling tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa proses konseling adalah suatu aktifitas pemberian nasihat atau berupa anjuran-anjuran/saran-saran dalam bentuk pembicaraan /wawancaraantara konselor dan klien dengan beberapa tahapan sesuai dengan metode metode konseling agar meningkatkanpemahaman yang lebih baik dan jalan keluar mengenai masalah klien tersebut.


B.     Tahap-tahap Konseling Akhir
Sebelum proses bimbingan dan konseling dilakukan konselor hendaklah telah memperoleh informasi (data) mengenai klien yang diambil dari berbagai sumber lewat wawancara pendahuluan, (intake intebrview) yang dilakukan oleh konselor sendiri atau orang lain yang terlatih dan ditugaskan oleh lembaga konseling. Proses selanjutnya dilakukan dengan wawancara permulaan (initial interview), yaitu suatu pertemuan yang diawali dengan percakapan santai berbasa basi dalam rangka mencapai suasana rapport. Selanjutnya adakalanya dalam proses konseling perlu pula diperdengarkan alunan musik dengan irama lambat untuk menghasilkan efek trapis pada diri klien[1], karena dengan alunan musik tersebut klien dapat terbawa dalam suasana yang rileks, tenang dan santai.[2]
Dalam tahap ini konselor dan klien menyetujui bagaimana mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam mengakhiri konseling ini diharapkan dapat memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut :

Tahap akhir disebut juga sebagai tahap action. Dinamakan action karena pada tahap ini akan dilakukan rencana tindakan apa yang akan dilakukan konseli  setelah mengakhiri sesi konseling. Pada tahap ini ditandai dengan:
1.                  Menurunya kecemasan konseli.
2.                  Adanya perubahan perilaku kearah yang positif
3.                  Adanya reencana hidup kedepan yang lebih jelas
4.                  Terjadinya perubahan sikap positif berupa mulai mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang menyalahkan orang lain.

Adapun tujuan-tujuan pada tahap akhir ini adalah:
a.       Memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang memadai.
b.      Terjadinya transfer of  learning pada diri konseli.
c.       Melaksanakan perubahan perilaku.
d.      Mengakhiri hubungan konseling. Beberapa teknik yang dilakukan dalam tahap akhir ini, antara lain:
1.    Summarry (ringkasan)
Ringkasan adalah teknik merespon oleh konselor dalam memadukan uraian pernyataan konseli menjadi suatu kesatuan atau keutuhan tema/topik dari sesi-sesi konseling.
Tujuan teknik ini adalah:
a.        Memadukan unsur ganda pesan-pesan konseli dapat pula sebagai alat balikan dengan menyarikan makna pesan kabur/umum konseli.
b.      Mengidentifikasi tema atau pola muncul setelah terungkap sejumlah pesan.
c.       Mencegah pembicaraan konseli yang bertele-tele agar pembicaraan lebih fokus dan memberi arah interview.
d.      Menyediakan kesempatan untuk  “bernafas” dalam bagian yang dipandang penting.
e.       Merangkum hasil-hasil atau kemajuan yang telah dicapai konseli dan konselor dalam satu atau lebih sesi.
Jenis- jenis ringkasan:
1)      Ringkasan bagian: langsung atau tidak langsung.
Ringkasan langsung dilakukan seluruhnya  atas prakarsa konselor berdasarkan kejelasan isu konseli.
Contoh: “ Dalam 10 menit awal ini sementara kita dapati dua inti pembiccaraan anda, yaitu pertama tentang kemajuan anda di kelas, kedua kebosanan anda bergaul dengan teman-teman.
Ringkasan tidak langsung, dilakukan sebagian atas prakarsa konsleor berdasarkan kejelsan isu konseli, kemudian ditawarkan kepada konseli untuk dilengkapinya.
Contoh: “ Di tengah-tengah pertemuan ini, anda masih ingat agaknya ada tiga keluhan anda yang penting. Silahkan anda sebutkan inti-intinya saja. (1)....
2)      Rangkuman Akhir: Langsung dan tidak langsung.
Perangkuman secara tidak langsung dilakukan konsleor dengan cara menawarkan kepada konseli butir kesepakatan yang ditemukan bersama antara konselor dan konseli.
Contoh: setelah diskusi panjang tadi, pada akhirnya kita berhasil merancang penyelesaian satu antara tiga masalah, yaitu cara megatasi sulit belajar, anda bersedia berbuat sesuatu. Anda dapat menyebut lagi rencana anda itu?
3)      Merencanakan
Keterampilan merencanakan adalah kemampuan konselor  membnatu konseli merencanakan tindakan nyata produktif nagi kemajuan konseli.
Contoh: Sebaiknya Anda mulai menyusun rencana yang baik berdasrkan pembicaraan yang telah dilakukan  ini”atau “ mari bersama-sama kita suusun rencana tindakan yang Anda lakukan setelah proses konseling ini...
4)      Menilai (mengevaluasi)
Menilai adalah kemampuan konselor untuk menetapkan batas-batas atau ukuran-ukuran keberhasilan proses konseling yang telah dilaksanakan. Konselor mengwevaluasi sisi keberhasilan  yang telah diraih dalam proses konseling dna sisi mana yang belum dicapai atau mengalami kendala. Hasil evaluasi tersebut sebagai bahan/kajian untuk melakukukan tindak lanjut.
5)      Termination
Terminasi merupakan respon konselor untuk mengakhiri interview baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada sisi selanjutnya maupun mengakhiri interview karena konseling betul-betul berakhir (berhasilnya imyplementasi strategi, atau hasil-hasil evaluasi).
Tujuan terminasi adalah memiliki “ peta kognitif” perjalanan konseling ,yaitu apa tahap yang dilalui dan apa tahap konseling mendatang, mencapai pemahaman antara konselor-konseli apa yang telah berhasil dicapai bersama dalam konseling, mengomunikasikan keperluan penyesuaian konseli terhadap pengambilan tanggungjawab konseli sesuai konseling, memilihara presepsi  pantas konseli  tentang penerimaan dan pemahaman konselor.
Jenis-jenis pengakhiran;
1)      Pengakhiran langsung, murni.
Menunjuk pada verbalisasi konselor tersurat atau gamblang dengan menyebutkan akan diakhiri pertemuan konseling dalam bentuk kalimat singkat, cukup tegas, dan mengandalkan kaidah bahasa pragmatik.
Contoh: Karena waktu pertemuuan telah habis, kita akhiri sekian, dan saya mengharap kehadiran ada untuk bahasan selanjtnya.
2)      Pengakhiran tidak langsung, non-verbal, verbal.
Respon nonverbal: memandang jam dinding/arloji, menata meja/mengemasi buku.respon verbal, biasanya ditumpangkan pada teknik lain, misalnya interpretasi: “ Telah banyak yang anda ungkap membuat anda kelelahan , apakah anda bermaksud mengakhiri dulu pertemuan ini?
Selain teknik-teknik diatas beberapa ahli juga mengemukakan teknik-teknik lain seperti:
a.       Acceptance (penerimaan) yakni mengangguk-ngangguk tanda mengerti ataupun mengucapakn  ya.. ya...
b.      Sharingof axperiience (berbagi pengalaman), yaitu memberikan informasi atau menceritakan pengalaman konselor sebagai masukan tentang perbincangan yang tengah berlangsung.
c.       Clarifying (menjernihkan), yaitu ketrampilan untuk menjernihkan
ucapan konseli yang samar-samar, kurang jelas dan agak meragukan.
Di tahap akhir ini, tanggung jawab menjadi syarat utama keberhasilan. Klien bertanggungjawab untuk mengaplikasikan solusi yang sudah disepakati, dan konselor mennetukan titik awal dan titik akhir pengaplikasian. Pertama, konselor bertanggungjawab menguatkan tindakan klien menuju solusi problem  yang sudah disepakati. Lalu klien terlibat aktif dalam pengaplikasian solusi problem, konselor harus terusmemeperhatikan posisinya sebagai sumber bagi upaya tindak lanjut (follow up) di dukung dengan penguatan. Namun, klien juga memerlukan  konselor untuk meluruskan sejumlah hal yang ternyata tidak berjalan sesuai rencana. [3]
Sangat dimungkinkan teknik yang sudah digunakan pada tahap awal, juga dilakukan pada tahap awal, juga dilakukan pada tahap pertengahan, atau bahkan tahap akhir. Karena itu dikenal istilah teknik bervariasi dan inovasi. [4]
















 IV.            KESIMPULAN
Dalam efektifitas proses konseling tahap akhir disebut juga sebagai tahap action. Dinamakan action karena pada tahap ini akan dilakukan rencana tindakan apa yang akan dilakukan konseli  setelah mengakhiri sesi konseling yaitu:
a.          Summary (ringkasan).
b.         Evaluasi.
c.          Menilai.
d.         Terminasi.
Sangat dimungkinkan teknik yang sudah digunakan pada tahap awal, juga dilakukan pada tahap awal, juga dilakukan pada tahap pertengahan, atau bahkan tahap akhir. Karena itu dikenal istilah teknik bervariasi dan inovasi.




[2]  Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2011), hlm. 91
[3] Robert L Gibson dan Marianne H Mitchell, Bimbingann dan Konseling (Yogyakarta: PUSTAKA, 2011), HLM 246
[4] Anila Umriana, Penerapan Ketrampilan Konseling Dengan Pendekatan Islami, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015),  hlm. 112-118
 

1 komentar:

  1. The Everquest Titanium Team - ITanium Art
    Everquest Titanium Team titanium scrap price is a Team titanium ring Member for all levels, from all titanium undertaker levels, to the titanium keychain latest level. You can titanium sheets join in on our mailing list here.

    BalasHapus